Homoseksual merupakan sebuah istilah untuk orang-orang yang memiliki ketertarikan kepada sesama jenis baik dari aspek personal, emosional, seksual atau kombinasi ketiganya.
Bila homoseksual yang ditujukan kepada seorang laki-laki maka umumnya dikenal dengan sebutan GAY sementara jika perempuan disebut LESBIAN.
Faktor penyebab atau pemicu seseorang berubah menjadi homoseksual
Sampai saat ini belum ada kesepakatan resmi yang bisa dijadikan landasan ilmiah oleh peneliti dalam menentukan pemicu orang berubah menjadi homoseksual
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan selama ini didapat kesimpulan bahwa yang menjadi orientasi seksual individu dipengaruhi oleh gabungam dari beberapa faktor seperti lingkungan, budaya, emosional, hormonal dan juga biologis seseorang.
Hal ini disebabkan setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Walaupun masih membutuhkan beberapa penelitian lebih dalam, homoseksual diduga lebih dominan akan terjadi pada pria yang memiliki kakak kandung laki-laki, walaupun mereka tidak tumbuh bersama-sama.
Dari data penelitian tersebut kemungkinan homoseksual bisa terjadi akibat kelebihan hormon androgen saat didalam kandungan dimana janin masih dalam proses pertumbuhan.
Adapun faktor lain seperti ketidak harmonisan ditengah-tengah keluarga maupun salah dalam asuhan orang tua pada usia anak-anak sampai hari ini masih belum terbukti.
Sementara baru-baru ini dilakukan sebuah penelitian di Northwestern University terkait homoseksual, ditemukan bahwa ada peran genetis dalam membangkitkan homoseksualitas walaupun hasilnya tidak signifikan. Sementara faktor lainnya seperti pengaruh dari lingkungan tempat tinggal dan juga aspek sosial mendapatkan porsi yang sangat tinggi.
Beberapa orang beranggapan bahwa homoseksual merupakan sesuatu perilaku manusia yang menyimpang.
Namun secara medis yang sudah dibuktikan oleh The American Psychiatric Association (APA) dan World Health Organization (WHO) yang isinya bahwa homoseksual bukan merupakan salah satu dari penyakit psikologis.
Ini juga sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi II (PPDGJ II) yang diterbitkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1983, yang memuat bahwa sebuah orientasi seksual bukan merupakan suatu gangguan psikologi.
Meski demikian, homoseksual tidak lepas dari masalah dalam interaksi sosial karena adanya prasangka, stigma, dan diskriminasi, sehingga tidak jarang kaum homoseksual memilih untuk menyembunyikannya.
Walaupun begitu, homoseksual tidak bisa terlepas dalam masalah kehidupan berinteraksi sosial karena kemungkinan adanya prasangka, stigma, dan diskriminasi dan pada akhirnya para homoseksual akan memilih diam dan menyembunyikannya.
Untuk saat ini, disimpulkan bahwa orientasi seksual seseorang ditentukan dari kontribusi berbagai faktor.
Dewasa ini dapat disimpulkan orientasi seksual dari diri sekseorang dapat ditentukan oleh beberapa faktor pendorong.
Faktor-faktor lingkungan dan sosial diduga paling berperan dalam menentukan orientasi seksual seseorang.
1. Faktor lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat.
2. Riwayat pelecehan seksual masih menjadi faktor penyebab walaupun sekali lagi faktor ini bukan faktor mutlak yang membuat seseorang menjadi gay maupun lasbian.
Bila homoseksual yang ditujukan kepada seorang laki-laki maka umumnya dikenal dengan sebutan GAY sementara jika perempuan disebut LESBIAN.
Faktor penyebab atau pemicu seseorang berubah menjadi homoseksual
Sampai saat ini belum ada kesepakatan resmi yang bisa dijadikan landasan ilmiah oleh peneliti dalam menentukan pemicu orang berubah menjadi homoseksual
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan selama ini didapat kesimpulan bahwa yang menjadi orientasi seksual individu dipengaruhi oleh gabungam dari beberapa faktor seperti lingkungan, budaya, emosional, hormonal dan juga biologis seseorang.
Hal ini disebabkan setiap orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda.
Walaupun masih membutuhkan beberapa penelitian lebih dalam, homoseksual diduga lebih dominan akan terjadi pada pria yang memiliki kakak kandung laki-laki, walaupun mereka tidak tumbuh bersama-sama.
Dari data penelitian tersebut kemungkinan homoseksual bisa terjadi akibat kelebihan hormon androgen saat didalam kandungan dimana janin masih dalam proses pertumbuhan.
Adapun faktor lain seperti ketidak harmonisan ditengah-tengah keluarga maupun salah dalam asuhan orang tua pada usia anak-anak sampai hari ini masih belum terbukti.
Sementara baru-baru ini dilakukan sebuah penelitian di Northwestern University terkait homoseksual, ditemukan bahwa ada peran genetis dalam membangkitkan homoseksualitas walaupun hasilnya tidak signifikan. Sementara faktor lainnya seperti pengaruh dari lingkungan tempat tinggal dan juga aspek sosial mendapatkan porsi yang sangat tinggi.
Beberapa orang beranggapan bahwa homoseksual merupakan sesuatu perilaku manusia yang menyimpang.
Namun secara medis yang sudah dibuktikan oleh The American Psychiatric Association (APA) dan World Health Organization (WHO) yang isinya bahwa homoseksual bukan merupakan salah satu dari penyakit psikologis.
Ini juga sesuai dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi II (PPDGJ II) yang diterbitkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1983, yang memuat bahwa sebuah orientasi seksual bukan merupakan suatu gangguan psikologi.
Meski demikian, homoseksual tidak lepas dari masalah dalam interaksi sosial karena adanya prasangka, stigma, dan diskriminasi, sehingga tidak jarang kaum homoseksual memilih untuk menyembunyikannya.
Walaupun begitu, homoseksual tidak bisa terlepas dalam masalah kehidupan berinteraksi sosial karena kemungkinan adanya prasangka, stigma, dan diskriminasi dan pada akhirnya para homoseksual akan memilih diam dan menyembunyikannya.
Untuk saat ini, disimpulkan bahwa orientasi seksual seseorang ditentukan dari kontribusi berbagai faktor.
Dewasa ini dapat disimpulkan orientasi seksual dari diri sekseorang dapat ditentukan oleh beberapa faktor pendorong.
Faktor-faktor lingkungan dan sosial diduga paling berperan dalam menentukan orientasi seksual seseorang.
1. Faktor lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat.
2. Riwayat pelecehan seksual masih menjadi faktor penyebab walaupun sekali lagi faktor ini bukan faktor mutlak yang membuat seseorang menjadi gay maupun lasbian.
0 komentar:
Posting Komentar